Ada yang menawarkan bantuan, ada yang memberikan bingkisan, ada yang membagikan amplop recehan dengan maksud untuk menjaring suara agar lolos dan berkuasa. Tidak sedikit yang menerima karena dia anggap rejeki, namun kerap juga yang menolak untuk menjaga kehormatan dan hati nurani. Selesai masa kampanye, tibalah masa tenang 3 hari menuju hari pencoblosan.Rakyat Indonesia di kejutkan dengan beredarnya film dokumenter tentang pemilu yang berjudul "Dirty vote". Ya tentu saja masyarakat sangat beragam menilainya. Yang jelas ada riak kegaduhan sesaat, namun setelah di cermati ternyata pembuatnya adalah oknum pendukung PASLON yang ingin menyerang pemerintah terutama Bapak Presiden Jokowi dan Keluarganya.
Masyarakat pun cepat memahami bahwa film dokumenter ini isinya banyak hoaxs dan provokasi yang ingin masyarakat tidak tenang dan mengganggu suasana pemilu. Tibalah hari pencoblosan, semua merasa gembira dan antusias datang ke TPS masing-masing, alhamdulillah lancar tidak ada masalah alias aman damai hingga waktu yang dijadwalkan berakhir yaitu pukul 13.00 semua TPS tutup dan dilanjutkan penghitungan suara.
Mulailah di buka kotak suaranya satu per satu yang di mulai dari kotak suara PILPRES, DPR RI, DPRDI, DPRDII, DPD RI, sangat melelahkan petugas KPPS, LINMAS, PANWAS DAN SAKSI. Hingga pukul 03.30 penghitungan belum juga selesai, setelah semua selesai di hitung, seluruh petugas, dan saksi diharuskan menandatangani berita acara hasil pemungutan dan penghitungan suara masing-masing TPS, saat inilah aada TPS yang mulai timbul gejolak, misalnya saksi paslon tidak mau menandatangani berita acara hasil pemungutan dan penghitungan suara bahkan ada yang tidak terima dan melakukan tindakan kekerasan dengan memukul petugas KPPS, karena calonya mendapat suara minim atau bahkan kalah dari paslon lain. Setelah selesai semua urusan di TPS, kotak suara di segel kembali lalu dikirim ke balai desa untuk di teruskan ke Kecamatan, kabupaten, provinsi dan akhirnya ke KPU Pusat. Lelah petugas KPPS terbayarkan sudah dengan selesainya pengembalian kotak suara ke balai desa tanpa gangguan.
Saatnya menanti penghitungan dari KPU pusat, untuk mengetahui siapa-siapa yang akan menduduki kursi-kursi penting di negeri ini. Namun canggihnya teknologi saat ini, dalam dua tiga hari setelah pemungutan suara, hasil bisa di prediksi melalui hitung cepat/Quick Count. Tahapan Pemilu yang sangat melelahkan banyak pihak demi Suksesi INDONESIA yang Demokratis.
Kini tim pemenangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud tengah memproses gugatan, terkait dugaan kecurangan pilpres, ke Mahkamah Konstitusi dan terus mendorong hak angket di DPR. Kekalahan telak Ganjar-Mahfud berbanding terbalik dengan kemenangan Pileg 2024. PDI Perjuangan, partai pengusung utama keduanya, mendapatkan suara tertinggi, yaitu 16,72% atau 25.387.279 suara. Partai berlambang banteng itu hanya mendulang kemenangan di 11 provinsi. Mereka kehilangan lumbung kemenangan di 7 provinsi dan 1.666.682 atau 2,61% suara dari Pileg 2019.
Partai Golkar menang banyak. Partai anak emas Orde Baru ini berhasil menguasai 14 provinsi, meningkat 6 wilayah dari Pileg 2019. Perolehan suara mereka meningkat 2,97% atau hampir 6 juta suara dari pileg periode sebelumnya. Sedangkan PKB berhasil merebut Jawa Timur dari PDI Perjuangan. Pileg kali ini membuat 10 partai politik tak lolos ambang batas parlemen. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, fraksi PPP akah dihapus dari DPR sampai lima tahun ke depan. Partai berlambang Ka’bah kehilangan 444.370 atau 0,65 suara dari pileg sebelumnya. Sedangkan untuk senator, pelawak Alfiansyah Komeng berhasil mendapatkan suara 5.399.699.
Angka tersebut paling tinggi dibandingkan perolehan suara seluruh calon anggota DPD. Bahkan pendatang baru di dunia politik tersebut berhasil mengalahkan perolehan suara Ketua DPD saat ini, yaitu La Nyalla Mahmud Mattalitti yang hanya memperoleh 3.132.076 suara. Sedangkan senator dengan suara terbanyak setelah Komeng ialah Taj Yasin Maimoen. Wakil gubernur yang mendampingi Ganjar Pranowo pada tahun 2018-2023 tersebut mendapatkan 3.821.699 suara.
2. KPU menggelar Rapat Pleno Terbuka Penetapan Hasil Pemilu 2024 Tingkat Nasional, Rabu (20/3/2024) di Kantor KPU. Rapat pleno terbuka ini dipimpin oleh Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Idham Holik, Mochammad Afifuddin, August Mellaz, Betty Epsilon Idroos, Yulianto Sudrajat, dan Parsadaan Harahap bersama Sekretaris Jenderal KPU Bernad Dermawan Sutrisno, di Ruang Sidang Utama Lantai 2 KPU. Pada kesempatan itu, Hasyim memimpin tiga rangkaian acara, yaitu pertama, pembacaan dan penandatanganan Berita Acara Penetapan Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Tingkat Nasional, yaitu Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI dan DPD RI. Kedua, pembacaan dan penandatanganan Berita Acara Penetapan Hasil Pemilu Secara Nasional, yaitu Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Ketiga, Pembacaan dan Penandatanganan Keputusan KPU Penetapan Hasil Pemilu Secara Nasional.
Turut hadir Ketua Komisi II DPR RI, Menkopolhukam, Mendagri, Kepala BIN, Perwakilan Kemenlu, TNI, Polri, Bawaslu, para saksi dari perwakilan partai politik dan pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pemilu 2024, jajaran Sekretariat Jenderal KPU, serta diliput media massa dan disiarkan secara langsung di kanal Youtube KPU RI untuk bisa diakses masyarakat luas.
Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 360 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota secara Nasional Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024.
Akan tetapi, penetapan hasil suara sah pilpres ini di tentang oleh paslon 01 dan 03 dan mengajukan gugatan sengketa pemilu ke MK, ringkas cerita mengenai gugatan ini ditolak semu, sehingga paslon 02 di tetapkan sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih pemilu 2024, perlu di ketahui dalam penetapan ini paslon 03 masih belum rela sehingga tidak hadir dalam sidang terbuka KPU kali ini, dan memilih melanjutkan gugatan melalui PTUN, yang belum tentu berhasil. Iya hiruk pikuk pemilu dengan segala trik dan intrik politik mereka rakyat hanya bisa bingung menyaksikan tingkah para elit negeri ini. Semoga negeri ini ke depan akan lebih baik untuk kesejahteraan semua warganya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar