SELAMAT DATANG DI BLOG KAMPUNG KARANGSALAM DAN SELAMAT MEMBACA

30 Nov 2024

Kudeta Sipil di INDONESIA

kudeta sipil indonesia
Indonesia di awal abad ke-21 berdiri di atas fondasi yang sangat rapuh, demokrasi masih bayi, ekonomi baru bangkit dari krisis dan rakyat sedang berharap pada sosok-sosok pemimpin baru yang sanggup membawa perubahan ke arah yang lebih baik dan maju, namun di tengah harapan itu yang terjadi justru sandiwara politik penuh pengkhianatan. Apa yang masyarakat saksikan sebagai ironi besar perjuangan reformasi yang menghendaki kekuatan rakyat sebagai kekuatan inti dalam bernegara.

Jika sejarah adalah guru terbaik, maka kepemimpinan Megawati Soekarno Putri memberikan pelajaran penting kekuasaan tanpa legitimasi Rakyat hanya akan membawa kesengsaraan dan penderitaan. Bagaimana mungkin seseorang yang menduduki kursi Presiden tanpa dipilih oleh rakyat bisa disebut pemimpin sejati?

Megawati Soekarno Putri adalah satu-satunya Wakil Presiden INDONESIA yang dengan terang-terangan menggulingkan Presiden yang sah Gus Dur (Abdurrahman Wahid) melalui kudeta sipil yang tidak hanya mengkhianati rakyat tetapi juga mencoreng prinsip dasar Demokrasi yang seharusnya dihormati oleh setiap pemimpin.

Pada tahun 2001 INDONESIA menyaksikan sebuah pengkhianatan yang sangat mengerikan di mana Gus Dur (Abdurrahman Wahid) yang meskipun banyak diserang secara politik masih memiliki dukungan rakyat yang kuat digulingkan oleh keputusan Sidang Istimewa MPR yang lebih mirip pertunjukan politik daripada sebuah proses.

Gus Dur (Abdurrahman Wahid) digulingkan dengan alasan yang dibuat Megawati Soekarno Putri Wakil Presiden yang dilantik menjadi Presiden. Apakah ini demokrasi ataukah kita hanya melihat sebuah oligarki politik yang menjual kekuasaan dan legitimasi demi kepentingan pribadi dan kelompok. Megawati Soekarno Putri adalah salah satu tokoh sentral dalam sandiwara politik ini. Anak Proklamator yang sangat di elu-elukan sebagai simbol perlawanan terhadap Orde Baru. Namun simbol ini berubah menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda saat ia naik ke puncak kekuasaan, bukan sebagai Presiden yang di pilih rakyat melainkan sebagai Presiden hasil manuver politik, bahkan dengan menggulingkan Gus Dur (Abdurrahman Wahid) sosok yang sejatinya dipilih oleh rakyat melalui mekanisme demokrasi.

Mari kita kembali ke tahun 1999 ketika Gus Dur (Abdurrahman Wahid) naik sebagai Presiden dan Megawati dijagokan sebagai Wakil Presiden dan terpilih, setelah 21 bulan menjadi presiden, Gus Dur (Abdurrahman Wahid) dituduh melakukan pelanggaran hukum atas dana Bulog oleh pansus DPR, yang sebenarnya kontroversial dan akal-akalan dewan. Kemudian atas rekomendasi DPR, MPR Pimpinan Amin Rais memutuskan mengadakan sidang istimewa untuk melengserkan Presiden Gus Dur (Abdurrahman Wahid). Lengserlah Gus Dur (Abdurrahman Wahid) sebagai Presiden dan Megawati Soekarno Putri sebagai Wakil Presiden dilantik menjadi Presiden oleh MPR. Tercapailah tujuan Megawati dan Amin Rais bermanuver politik konspirasi untuk menjatuhkan Pemimpin yang sah. Inilah yang disebut KUDETA SIPIL. Rakyat sangat kehilangan atas lengsernya Gus Dur (Abdurrahman Wahid) sebagai Presiden, karena Beliaulah yang sangat di harapkan untuk bisa mempersatukan Indonesia. Beliau adalah sosok pemimpin yang memperjuangkan pluralisme dan keadilan sosial.

Namun rupanya pemimpin seperti Gus Dur (Abdurrahman Wahid) ini tidak di kehendaki oleh mereka yang berdalih memperjuangkan demokrasi dan keadilan sehingga harus di kudeta. Hasrat Megawati Soekarno Putri untuk menjadi presiden sangatlah kuat karena kemenangan partainya pada pemilu, sehingga mencari jalan untuk dapat naik menjadi Presiden dan kesempatan itu ada karena sebagai Wakil Presiden, otomatis akan di angkat menjadi Presiden saat PrEsidenya berhalangan tetap apalagi di makzulkan. Di titik peraturan inilah Megawati berusaha mendorong agar terjadi Sidang Istimewa MPR melalui KONSPIRASI politik dengan pimpinan MPR Amin Rais dan SUKSES. Satu hal yang pasti masa pemerintahannya meninggalkan luka mendalam bagi bangsa ini, dan luka yang akan terus diingat oleh bangsa ini adalah kudeta tanpa pasukan militer. Lebih buruk lagi mengenai kepemimpinan Megawati Soekarno Putri adalah kebijakanya yang tidak berpihak kepada rakyat.

Kudeta ini bukan hanya persoalan perebutan kekuasaan, tapi juga merupakan awal dari kebijakan-kebijakan yang merugikan bangsa dan negara secara besar-besaran. Kepemimpinan Megawati Soekarno Putri membuka babak baru dalam sejarah Indonesia. Babak yang penuh dengan skandal kontroversial dan kerugian besar yang harus ditanggung rakyat hingga hari ini. Apakah Megawati Soekarno Putri layak disebut sebagai penerus cita-cita besar Bung Karno? yang jelas-jelas pengkhianat dari semangat demokrasi dan proklamasi. itu hal yang harus dijawab oleh sejarah.

Kepemimpinan Megawati Soekarno Putri dimulai dari pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip DEMOKRASI dan berlanjut dengan keputusan-keputusan yang merugikan negara Seperti: Menjual 41,94% saham PT Indosat salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar diIndonesia kepada As Holdings perusahaan Pemerintah Singapura. Menjual aset negara bukanlah solusi terbaik, ini justru menunjukkan kegagalan pemerintah dalam mengelola ekonomi.

Indosat saat itu bukanlah perusahaan yang merugi sebaliknya Ia adalah aset yang menghasilkan keuntungan besar. Dengan menjualnya Indonesia kehilangan kontrol atas sektor strategis telekomunikasi lebih ironis lagi Indosat saat itu memiliki jaringan Satelit Palapa yang sangat penting untuk kepentingan komunikasi nasional termasuk untuk pertahanan. Satelit Palapa adalah simbol kedaulatan teknologi Indonesia tapi simbol itu bersama kepentingan nasional lainnya dijual begitu saja dengan alasan pragmatisme ekonomi.

Kini kita merasakan dampaknya sektor telekomunikasi yang seharusnya menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional Justru lebih banyak dinikmati oleh pihak asing. Apakah keputusan ini masih bisa dibenarkan di bawah pemerintahan Megawati Soekarno Putri.

Indonesia juga kehilangan Sipadan dan ligitan dua pulau kecil di wilayah Kalimantan yang kaya akan sumber daya alam terutama minyak mentah. Pengadilan Internasional memutuskan kedua pulau tersebut menjadi milik Malaysia alasan utamanya pemerintah Indonesia dianggap tidak memiliki pengelolaan yang cukup aktif atas pulau-pulau tersebut.

Apakah Megawati Soekarno Putri memperjuangkannya Jawabannya adalah tidak. Pemerintahannya dianggap pasif dan kurang sigap menghadapi gugatan Malaysia di pengadilan Internasional sebagian pihak bahkan menilai bahwa kehilangan ini adalah bukti lemahnya kepemimpinan dan diplomasi Megawati Soekarno Putri.

Lalu ada Pulau Nipah di perbatasan Singapura pulau kecil yang penting untuk pertahanan dan penentuan batas wilayah di masa Megawati Soekarno Putri statusnya menjadi abu-abu memberikan peluang besar bagi negara lain untuk mengeksploitasi kelemahan kita hilangnya pulau-pulau ini bukan hanya soal Kilangan wilah tapi juga kehilangan martabat bangsa jika presiden tak mampu menjaga kedaulatan teritori apalagi yang bisa kita harapkan gas blok tangguh di Papua baratah satu sumber daya alam terbesar Indonesia tapi apa yang dilakukan Megawati Soekarno Putri, Dia menjual gas ini ke Cina dengan harga yang sangat murah jauh diwah harga internasal. Pendapatan hingga 100 triliun setiap tahunnya bukanlah angka kecil terutama jika melihat bahwa negara sedang membutuhkan pendapatan untuk membangun infrastruktur dan membayar utang.

Ke mana perginya rasa tanggung jawab seorang pemimpin Apakah pemerintah begitu mudahnya menyerahkan kekayaan alam kepada pihak asing hanya demi mendapatkan uang cepat skandal bantuan likuiditas Bank Indonesia BLBI adalah salah satu noda terbesar dalam sejarah ekonomi Indonesia dan Megawati Soekarno Putri terlibat langsung di dalam masa pemintahannya. Megawati Soekarno Putri dan kabinetnya mengeluarkan surat keterangan lunas SKL BLBI dan rakyat yang menanggung beban ekonomi akibat krisis 1998.

Samsul Nur Salim salah satu penerima SKL adalah konglomerat yang masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia ironis bukan? Di satu sisi pemerintah berkata bahwa mereka tidak punya uang untuk membangun negara tetapi di sisi lain mereka justru membebaskan utang para konglomerat kaya, kebijakan-kebijakan ini bukan hanya soal salah langkah tapi juga soal pengkianatan terhadap rakyat. Apakah Megawati Soekarno Putri benar-benar peduli pada kepentingan bangsa atau apakah ia hanya peduli stabilitas kekuasaan sendiri?

Tiap keputusan yang diambilnya menunjkanlangkah yang sama mengorbankan kepentingan nasional. Solusi jangka pendek tetapi solusi bagi siapa bukan bagi rakyat kecil melainkan bagi segelintir elite yang terus menikmati privil di tengah penderitaan bangsa. Kita sering diberi narasi bahwa Megawati Soekarno Putri membawa stabilitas tapi stabilitas apa yang dimaksud? Stabilitas bagi rakyat atau stabilitas bagi Megawati Soekarno Putri? Ekonomi Indonesia presiden jabatan kudeta bukan kehendak rakyat, inilah ironis yang membara malah dipimpin seseorang yang tidaklah mendapatkan mandat langsung dari rakyat tapi hasil kudeta. Siapa seperti simbol kekuasaan ketimbang pemimpin yang akan mengambil keputusan saat menghadapi berbagai persoalan besar termasuk kerugian BLBI.

Kebijakan ekonomi dan kontrroversi internasional Megawati Soekarno Putri sering dianggap lamban merespon pengkrik Bahkan menyebnya hanya diam saja ironis mengingat ini sebuah negara yang sedang berju keluar dari keterpurukan krisis banyak yang mengatakan Indonesia tidak memiliki presiden hanya memiliki simbol di istana kritik ini memang pedas tetapi sulit disangkal kepemimpinan Megawati Soekarno Putri seperti kapal tanpa nakoda berlayar mengikuti arus tanpa arah yang jelas satu pertanyaan besar yang perlu kita ajukan adalah ini untuk siapa kebijakan-kebijakan Megawati dibuat? Apakah untuk rakyat kecil yang sering dia sampaikan dalam pidatonya atau untuk kelanjutan terus menguasai ekonomi negara?

Fakta menunjukkan bahwa banyak keputusan di masa pemerintahannya lebih menguntungkan pihak asing dan konglomerat. Aset negara seperti Indosat dan blok tangguh Papua di lepas, ironisnya para rakyat kecil berjuang dengan harga BBM yang terus naik, konglomerat yang terjerat kasus BLBI di janjikan penghapusan. Apakah kebijakannya mencerminkan semangat proklamasi, apakah keputusan-keputusannya menggambarkan keberpihakan pada rakyat kecil seperti yang selalu diperjuangkan oleh Bung Karno? Faktanya sebaliknya keputusan-keputusan Megawati Soekarno Putri lebih banyak mencerminkan kepentingan pragmatis yang jauh dari semangat nasionalisme Bung Karno. Jika Bung Karno melihat Bagaimana anaknya menjual aset-aset negara strategis kepada pihak asing apa yang akan ia pikirkan?

Megawati Soekarno Putri presiden yang menjabat bukan karena dipilih rakyat tapi karena hasil intrik. Sebagai tokoh utama yang menerima keuntungan terbesar dari kudeta ini, Megawati Soekarno Putri tidak bisa lepas dari tanggung jawab demokrasi yang baru saja tumbuh di Indonesia runtuh oleh tindak pekaan sekelompok elit yang merasa berhakMmenentukan siapa yang layak memimpin bangsa ini.

Proses itu Rakyat hanya menjadi penonton tanpa daya keputusan Megawati Soekarno Putri untuk menjual Indosat kehilangan Sipadan dan Ligitan serta menjual gas murah dari blok tangguh Kepemimpinannya tidak memprioritaskan kepentingan jangka panjang bangsa semua keputusan ini berujung pada satu kesimpulan Indonesia kehilangan kesempatan di banyak sektor aset strategis yang seharusnya menjadi milik rakyat jatuh ke tangan asing. Kekayaan alam yang seharusnya menyejahterakan bangsa malah dijual murah dengan dalih pragmatisme ekonomi.

Dengan menghapus utang-utang mereka satu keputusan itu Megawati Soekarno Putri salah mengambil keputusan. Sejarah inilah kita akan terus mengulang siklus untuk kepentingan elit atau pihak asing kita berhak menuntut keadilan transparansi dan keberanian dari mereka yang memimpin karena akhirnya hanya dengan itu bangsa ini bisa benar-benar bangkit dari luka sejarah. Sejarah Megawati Soekarno Putri sebagai presiden bukan kehendak rayat dan sangat lemah cara memimpin itu cermin dari betapa mudahnya kekusaan diperalat dari betapa seringnya rakyat menjadi korban permainan politik presiden yang naik tahta dengan cara yang salah. Kebijakan yang keliru dan akirnya terpuruk. Tetapi kita harus menjadikannya sebagai bahan introspeksi untuk masa depan kepemimpinan yang penuh pengkianatan ini cermin dari sistem yang rapuh di mana rakyat sering menjadi yang terrangkeng. Tapi apa kita akan membiarkan sejarah ini dan kita akan terus dikendalikan segelintir orang? Semoga ke depan tidak lagi terulang seperti masa lalu

Admin by: Karang Salam Kita

Tidak ada komentar: